Someday, people will be alone and only live on within memories

 

Mama telepon pagi hari, untuk mengabarkan kalau kakekku sudah gak ada. Dia nangis, mamaku wanita yang kuat dan jarang sekali dia nangis. Setidaknya, dia tidak pernah nangis di depanku.

Kakekku sudah gak ada, kung kung sudah gak ada. Berapa kali aku biarkan itu menggema, sebelum aku sadar betul apa artinya.

Mama berpesan untuk tidak pernah memberi tahu popo--nenekku.

Ironis ya..

Sejak kecelakaan sekitar 4 tahun lalu, popo tinggal di rumahku, mereka tidak pernah sekalipun bertemu lagi walaupun tahun ini ada pembicaraan tentang mempertemukan mereka. 

Ironis ya, itu gak pernah kesampaiaan.

Popo sejak sakit tidak mampu mengingat apa-apa lagi, kung kung sudah lama mengalami masalah di matanya, nyaris buta. 

Kung kung juga sejak 4 tahun lalu tinggal bersama saudaranya di sebuah rumah yang kecil, hidup dalam kesusahan dengan mata yang nyaris buta. Kok aku baru sadar sekarang kalau hidupnya keras, ya? Sementara aku yang muda malah hidup dalam kesenangan dan boros.

Cucu yang tidak berguna ya.

Mama suka cerita tentang kung kung, pria yang tegas, mengajari anak anaknya dengan tegas, setidaknya aku tahu darimana sifat mama berasal. 

Walau aku agak susah membayangkan dia yang tegas, sebelum kecelakaan dia sangat baik padaku, memanjakanku berlebihan. Masih cukup kuat untuk naik motor sendiri atau merokok di tokonya.

Beberapa bulan lalu, kami berkunjung ke rumahnya. siapa sangka itu yang terakhir? 

Dia rapuh, nyaris buta, lemah, tapi masih terlihat gagah.

Ada juga TV yang tidak digunakan siapapun di ruang tamu kosong diatas, aku sudah membuat permintaan untuk TV itu dihadirkan di kamarku, tapi ditolak karena katanya untuk kung kung. Itu juga gak pernah kesampaian.

Padahal kalau aku pikir pikir, kung kung lebih butuh TV itu daripada aku, kenapa aku ngotot untuk mendapatkannya ya.

Aku memang cucu yang tidak berguna..

Rest in my peace my beloved grandpa. Maafkan cucu tidak berguna ini.